Kisah ini menceritakan tentang seorang tabi'in yang mempunyai kebiasaan yang dapat dijadikan teladan untuk kita semua. Silahkan baca dan Semoga bermanfaat....
Abu Jandul adalah seorang penduduk desa yang baik dan terkenal. Dia memiliki secarik kertas yang di dalamnya tertulis daftar tiga ratus orang nama sahabat-sahabatnya yang selalu dia do'akan setiap malam. Pada suatu malam dia tertidur dan tidak mendo'akan mereka. Lalu, di dalam mimpinya ada salah seorang sahabatnya yang bertanya: "Wahai Abu Jandul, mengapa engkau tidak menyalakan lampu-lampumu malam ini?" Abu Jandul pun bangun dari tidurnya. Dia langsung meraih kertas itu dan mendo'akan satu per satu dari sahabat-sahabatnya hingga selesai.
Nah, Siapa di antara kita yang dapat melakukan kebiasaan seperti yang dilakukan oleh Abu Jandul?
Sungguh kita sangat membutuhkan lampu-lampu penerang yang dapat menerangi hati kita semua sebelum hati itu dilatih (dididik). Do'a adalah sarana yang paling cepat untuk menyampaikan rasa cinta. Aku tidak pernah melupakan saudariku yang selalu mengatakan: "Aku sampaikan salamku untukmu kepada Allah."
Watak materialistis yang telah menguasai dunia ini harus dihapuskan dengan lampu-lampu penerang dan dengan pandangan kasih sayang.
Rasulullah bersabda:
"Siapa saja yang memandang saudaranya dengan pandangan kasih sayang, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya." (HR. Hakim dan Tirmidzi dalam Kitab Nawaadirul Ushul)
Nah sahabat, Mengapa kalian tidak menuliskan nama saudari-saudari kalian dalam sebuah kertas, kemudian mendo'akannya usai shalat lima waktu yang kalian lakukan, sehingga hari-hari kalian tidak berlalu begitu saja dan kalian dapat mendo'akan mereka semua. Ingatlah, bahwasanya para malaikat akan menjawab do'a kalian dan mengatakan: "Semoga engkau juga memperoleh hal yang sama."
Wahai saudariku, janganlah engkau meremehkan ibadah seperti ini. Setan tidak dapat merusak ibadahmu yang satu ini. Janganlah kesibukkanmu membuat berat untuk melakukannya. Lihatlah berikut ini ada seorang tabi'in yang selalu mendo'akan tiga ratus sahabatnya hingga memakan waktu hampir satu jam atau lebih untuk melakukan ibadah seperti ini, untuk mendo'akan sahabat.
Tidak ada yang membuat seseorang mau melakukan perbuatan ini, selain karena rasa cintanya kepada sahabat-sahabatnya itu, dan karena dia telah mengetahui bahwa ada ganjaran pahala yang sangat banyak yang telah disiapkan untuknya.
Perbuatan itu telah membuat hidupnya senang di dunia, dan kelak do'a-do'a yang dia panjatkan untuk orang lain akan menjadi lampu penerang yang akan menerangi dirinya.
Lantas, apakah lampu-lampu Anda sudah terang???
Dikutip dari buku "Andai Kau Tahu Betapa aku Mencintaimu" karya Muna Shalah dengan sedikit prubahan